Saranjana, Kota Ghaib di Selatan Pulau Laut



Beredar cerita di masyarakat, ada sebuah kota atau kerajaan ghaib bernama Saranjana. Letaknya di bagian selatan Pulau Laut, Kabupaten Kotabaru. Keberadaannya masih belum bisa dibuktikan secara fisik, hanya berdasarkan cerita dari mulut ke mulut. Tetapi, tidak sedikit juga yang pernah mengaku masuk ke kerajaan ghaib bernama Saranjana ini.


Kisahnya sangat melegenda di kalangan masyarakat lokal, semakin lama pun semakin banyak yang mengetahui kisahnya. Ditambah kesaksian warga yang mengaku pernah lihat, kisah ini seolah menjadi kenyataan.


Dikutip dari Radar Banjarmasin, mereka pernah bertemu dengan seseorang yang mengaku pernah masuk ke Kerajaan Saranjana dan mengalami Kisah Mistis di Kota Saranjana.


Saniah namanya, akrab di panggil Kanne Ina (Nenek Ina), warga Desa Oka-oka, Kecamatan Pulau Laut Kepulauan. Dari pondoknya, terlihat Gunung Saranjana berdiri di bibir pantai dan menjulang tidak terlalu tinggi. Gunung ini terlihat seperti atap rumah atau atap gerbang.


Saat menuju ke pantai dan bergerak ke arah Gunung Saranjana, akan terasa sekali hawa mistisnya, terlebih jika sudah senja.


Kanne Ina bercerita, “Dulu saya itu jalan dari sini ke kebun. Sunyi dulu.” Katanya dengan logat khas Mandarnya. Kanne Ina jalan seperti biasa melalui jalan setapak, menerabas semak belukar dan ilalang.


Hari itu, tidak seperti biasanya. Dia kebanyakan melamun seperti orang tidur. Dan tiba-tiba saja ia kaget dari lamunannya, dia melihat pemandangan yang tidak pernah ia lihat sebelumnya. Ia harusnya sampai ke kebun, tapi yang ia lihat malah pemandangan kota besar. “Saya heran kenapa ada kota, padahal semuanya padang ilalang dan banyak hutannya.” Ujarnya.








Dia mengatakan, jalanan di kota itu mulus dan sangat lebar. Banyak mobil dan rumah besar serta gedung-gedung tinggi. Namun anehnya, orang-orang disana banyak yang berbahasa Banjar, padahal di Desanya orang-orang berbahasa Mandar.


Ia menemui seorang yang dilihatnya disekitar situ, “Waktu aku tanya, dia bilang ini Kota Saranjana.”


Kanne Ina mengaku tidak takut, karna ia sudah terbiasa dengan cerita Kota Saranjana. Dan menurutnya warga disana tidak jahat, sama seperti manusia pada umumnya. Mereka makan dan minum layaknya manusia. Namun katanya, warga kota saranjana tidak memiliki dua garis dibawah hidungnya.


“Tidak lama saya di sana, ada yang antar pulang. Tapi anehnya kata keluarga saya, ada sekitar seminggu saya di sana,” tuturnya. Kisah Kanne Ina ini dipercaya banyak warga di sana sebagai sebuah fakta sejarah, setidaknya kisah ini dibenarkan mayoritas warga desa.


Sekarang ini, Kanne Ina mengaku sudah bersahabat dengan warga Saranjana. Dia mengaku bersyukur karena dipilih untuk melihat kota gaib itu. Kanne Ina pun mengaku sering meminta bantuan kepada warga Saranjana untuk urusan dunia seperti kapal yang kandas dan lainnya.


Menurut warga, beberapa kapal pendatang juga sering melihat lampu-lampu meriah dari arah gunung. Namun saat kapal mendekat, yang ada hanyalah kegelapan gunung.


Pernah juga ada sebuah kapal tongkang batubara yang kandas terbawa gelombang ke dekat pantai. Setelah gelombang tenang mereka ingin keluar. Tongkang pun ditarik dengan tugboat. Namun usaha ini gagal terus. Ada sebulan awak kapal berusaha keluar namun selalu gagal.


Lantas orang kampung meminta kapten kapal menemui Kanne Ina. “Orang kampung suruh dia datang ke saya minta tolong,” kata Kanne Ina. Dimintai tolong, Kanne mengaku segera berbisik dalam bahasa Mandar kepada temannya yang ada di Saranjana. Dia meminta warga Saranjana bantu menarik kapal.


Setelah itu, Kanne meminta kapten tarik ulang kapalnya. Tidak memakan waktu lama, kapal tongkang bisa ditarik. “Waktu itu kaptennya kembali lagi ke saya. Dia bilang mau ke Surabaya dulu, nanti saya ditelpon. Tapi sampai sekarang belum ada kabarnya,” katanya. Cerita mistis di Saranjana ini terjadi pada 2016 lalu.


Sumber: Radar Banjarmasin

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ririn Berubah Jadi Pocong! Part 2

Santet Part 7

Ririn Berubah Jadi Pocong! Part 1